
Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan yang menjauhkan diri dari yang tiada berguna, dan yang menunaikan zakat. (QS 23: 1-4)
Rasulullah saw pernah berwasiat kepada umatnya bahwa beliau akan menjamin sorga bagi orang yang dapat menjaga mulut dan kemaluannya. Alhamdulillah, sungguh beruntungnya kita sebagai orang beriman, Allah telah menyediakan bagi kita mekanisme untuk menjaga mulut dan kemaluan, yakni melalui puasa Selama sebulan penuh kita terbiasa tidak makan dan minum kecuali yang halal saja, bahkan tidak pula makan minum kecuali sesudah masuk waktu yang telah ditentukan. Demi menjaga kualitas puasa, kita tidak berbicara kecuali yang baik saja.
Pikiran, perasaan, telinga, mata, tutur kata, dan tingkah laku kita biasakan untuk terkendali. Begitu juga dengan kemaluan, kepada yang halalpun kita telah mampu menahannya sebulan penuh. Kita tidak mendekati istri kita kecuali pada saat yang diperbolehkan. Oleh karena itu sudah selayaknya kita sambut fajar kemenangan, yang berupa keberhasilan dalam berpuasa dengan rasa syukur. Kita teruskan kebiasaan mengendalikan hawa nafsu ini untuk selama-lamanya.
Disamping shaum Ramadhan di siang hari, selama sebulan ini kita telah terbiasa untuk menghidupkan malam-malam kita dengan qiyamullail. Kuliah subuh, ceramah tarawih, tadarus, iktikaf, sholat tarawih, sholat witir telah menjadi kebutuhan harian kita selama sebulan ini. Untuk itu alangkah baiknya bila kita lanjutkan kebiasaan sholat malam ini di hari-hari mendatang. Allah swt menjanjikan tempat yang terpuji bagi orang yang membiasakan diri dengan sholat malam (QS 17: 79).
Sedang Allah tidak pernah memungkiri janji. Merupakan satu kemenangan yang besar bagi orang yang dapat mengalahkan kemalasan dalam sholat dan sholat yang dilakukan karena riya’, karena semua itu adalah ciri orang munafik. Kita sambut fajar kemenangan dalam sholat ini dengan semakin rajin menghidupkan sholat malam di hari-hari yang lain. Jangan kita tinggalkan sholat malam meskipun hanya dengan sholat witir setelah melakukan sholat Isya’.
Begitu pula dengan aktivitas kita menuntut ilmu melalui kuliah subuh dan ceramah tarawihnya, semoga dapat membangkitkan kesadaran kita akan pentingnya mempelajari ayat-ayat Allah. Allah benar-benar akan mengangkat derajat kita bila kita termasuk orang yang beriman dan berilmu pengetahuan (QS 58: 11).
Sadarilah bahwa usia kita ini terlalu pendek untuk mempelajari ilmu Allah yang tidak akan habis ditulis dengan tinta sebanyak dua laut (QS 18: 109).
Tidak ada alasan lagi bagi kita untuk menunda-nunda waktu dalam bergabung dengan jama’ah yang memiliki aktivitas rutin dan intensif dalam mengkaji ayat-ayat Allah. Apalagi Rasulullah saw mengingatkan bahwa sebaik-baik manusia adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya. Mari kita sambut fajar kemenangan ini dengan lebih bermujahadah dalam menuntut ilmu dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam hal sedekah, semoga pembiasaan kita dalam sedekah selama sebulan ini mampu mengikis habis penyakit kikir yang mengerak di dalam hati kita masing-masing. Semoga Allah menumbuhkan kesadaran akan kecilnya harta dunia jika dibandingkan dengan akherat. Rasulullah mengingatkan bahwa nilai dunia ini dimata Allah tidak lebih berharga dari pada sehelai sayap nyamuk.
Untuk apa kita harus bersikap rakus terhadap harta, saling memperebutkan sehelai sayap nyamuk dengan mengorbankan semua kemuliaan dunia akherat yang ditawarkan Allah kepada kita. Kita tancapkan dalam-dalam sikap qana’ah, menerima dengan senang hati apa yang diberikan Allah kepada kita. Kita kembangkan semangat untuk menafkahkan harta fii sabiilillah. Allah berjanji akan melipat gandakan apa saja yang kita nafkahkan hingga 700 kali (QS 2: 261), bahkan boleh jadi kita diberi-Nya rejeki tanpa batas (QS 2: 212).
Mari kita sambut fajar kemenangan dengan ucapan sayonara kepada sifat tamak, rakus dan kikir terhadap harta dunia. Harta kita cari untuk kita manfaatkan demi keselamatan kehidupan akherat nanti dengan menafkahkannya fii sabiilillah. Kita tumbuh suburkan kedermawanan, kepedulian, simpati, dan empati terhadap sesama. Kita halau jauh-jauh syetan yang mengajak kepada kemalasan, kebakhilan, kedengkian, dan kebencian. Kita buka hidup kita dengan lembaran baru dan kita hiasi dengan warna baru.
Saudaraku seiman yang dirahmati Allah, dengan kebiasaan baru, dengan akhlak baru, dengan semangat baru, mari kita sambut fajar kemenangan di hari raya fitri nanti dengan penuh suka cita, meskipun tidak dengan mengenakan baju baru.
***
Sumber : MTA online