Rabu, 21 Juli 2010

JALAN KELUAR DARI SEGALA MASALAH

JALAN KELUAR DARI SEGALA MASALAH
OLEH : USTADZ SONI PARSONO
(TANFIDZ MAJLIS KHOTMIL QUR'AN AL-HIDAYAH)

Semoga Alloh yang Maha Perkasa yang Maha Kuasa, terus mau mengurus diri kita, semoga sebesar apapun masalah kita Alloh SWT menyelesaikannya dengan sebaik-baik penyelesaian. Pada suatu hari Rasulullah saw. masuk ke masjid, dilihatnya seorang sahabat duduk berdzikir, terlihat khusyu’ dengan mata dibasahi air mata kebimbangan. Setelah didekati, ternyata dia adalah Abi Umamah Al-Bahily salah seorang sahabat yang dikenal tegar memperjuangkan dan membela Islam. Rasul pun bertanya:“Apa gerangan yang menyebabkan kedukaan ini?”
Diapun berkisah : “Wahai Rasulullah, aku ini seorang yang terlilit hutang teramat banyak sehingga aku tidak mampu melunasinya.”

Rasulullah tertegun, kemudian bersabda; “Maukah kau kuajarkan sebuah do’a yang bisa membuat hatimu tenteram dan menghilangkan kegelisahanmu?” Abu Umamah mengangguk, maka Rasulullah membacakan do’a ;

Alloohumma innii a’uudzu bika minal hammi wal hazani, wa a’uudzu bika minal ‘ajzi walkasali,
wa a’uudzubika minal bukhli wal jubni, wa a’uudzu bika min gholabatiddaini wa qohrirrijaal.

Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari rundungan sedih dan duka, aku berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan malas, aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir dan penakut, aku berlindung kepada-Mu dari beban hutang dan penindasan orang.

Do’a pendek tersebut telah membangkitkan gairah hidup Abu Umamah yang hampir terperosok dalam jurang keputusasaan. Ia mengamalkan do’a tersebut dan akhirnya dia menjadi seorang yang selalu optimis menghadapi kehidupan dan tidak pesimis atau putus asa.
Al-hammi dalam do’a tersebut adalah rasa khawatir dan resah menghadapi kejadian yang akan menimpa sebelum terjadi. Sebagai seorang mu’min, kita tidak perlu gelisah menghadapi masa depan dan harus selalu berkeyakinan masa depan kita berada ditangan Allah, sehingga tetap optimis menghadapi masa depan dengan ikhtiar dan do’a. Ikhtiar kita, kita berusaha semaksimal mungkin mempersiapkan masa depan, masa depan dunia dan masa depan akherat, lalu terus berdo’a, hasilnya kita serahkan kepada yang maha Mengatur segala urusan yaitu Alloh SWT, Alloh Maha Tau apa yang belum terjadi, segala keputusan Alloh itulah yang terbaik buat kita.

Al-Hazan adalah kebingungan atas apa yang telah terjadi, terus larut dalam kesedihan yang berkepanjangan akibatmya jalan hidup tertutup dan hidup hanya berandai-andai dalam lamunan hampa. Optimislah ! masa lalu biarlah berlalu, jika masa lalu kelabu, berlumuran dosa, mari bertaubat ! Kita lihat jauh kedepan, lupakan masa lalu, mari hadapi masa depan dengan bekerja keras untuk menggapai sukses dunia dan akherat.

Al-‘Ajzi ialah perasaan lemah tidak berdaya. Melihat orang lain maju tidak jadi pemicu gairah kerja, tetapi menimbulkan rasa rendah diri dan ketidakmampuan. Padahal setiap manusia diberi kelebihan dari yang lainnya. Mari bersemangat, setiap orang mempunyai peluang yang sama untuk menggapai sukses, kuatkan hati kita, tegakkan badan kita, pasti kita mempunyai sesuatu kelebihan yang apabila kita mampu mengolahnya akan menjadi kekuatan yang membuat kita sukses menghadapi hidup ini.

Al-Kasal artinya tidak punya kemauan atau sifat malas tanpa alasan. Rasa malas ini lahir ketika melihat pekerjaan yang dia pandang tidak sanggup melaksanakannya. Dalam hal ini diperlukan keseimbangan kerja sesuai dengan porsi yang dibutuhkan, sehingga semangat kerja stabil dan optimis. Kita sering malas tanpa alasan yang jelas, kerja tidak sungguh-sungguh, tidak giat belajar, tidak pernah membaca padahal banyak waktu longgar, tidak datang ke majlis ilmu/pengajian padahal dirumah nonton TV, inilah sifat “Al-Kasal” yang akan menghancurkan manusia secara pelan-pelan, kita berlindung semoga kita dijauhkan dari sifat pemalas.
Al-Bukhli berarti kikir, dimana seseorang telah meraih apa yang dicita-citakan, dia lupa daratan dan tidak ingat kejadian asalnya, serta melupakan jasa orang kecil yang membantunya mencapai kesuksesan.

Al-Jubni adalah sifat rakus dan pengecut akibat rasa takut hilangnya harta atau jabatan yang ada dalam genggamannya. Berat rasanya dia tinggalkan kekayaan yang dia raih. Akibatnya menjadi seorang manusia yang diliputi rasa takut dan muncul sifat sombong dengan hasil usahanya.

Gholabatiddain ialah terlilit hutang seperti yang terjadi pada Abu Umamah. Ini bisa menimpa kepada siapa saja, tentu jalan keluar ada dua, pertama adalah ikhtiar sekuat tenaga bagaimana kita bekerja semaksimal mungkin dengan cara-cara yang diridhoi Alloh, lalu yang kedua adalah melibatkan Alloh SWT yang Maha Kaya. Kita sebagai manusia sering tidak melibatkan Alloh dalam urusan kita, seakan-akan kita bisa menghadapi semua hal tanpa dibantu oleh Alloh SWT. Padahal, jika Alloh SWT sudah mau mengurus urusan kita, mau menyelesaikan masalah kita, pasti semua akan beres.

Qohr ar Rijal.yaitu mohon perlindungan dari penindasan manusia disebabkan menurunnya martabat karena gelisah, bimbang, karena rendah diri, karena kebodohan, karena hutang, dan lain-lain. Dengan permohonan ini, ia akan menjadi manusia yang terhormat dihadapan Allah dan terhormat dihadapan manusia. Marilah kita hindari dan berlindung kepada Alloh dari sifat Al-Hamm/khawatir, Al-Huzn/resah, Al-‘Ajzi/lemah, Al-Kasal/malas, Al-Bukhl/kikir dan Al-Jubn/rakus dan penakut, maka insya Alloh hidup ini akan indah, akan penuh rasa optimis, dan kita akan terbebas dari Gholabatiddain yaitu terlilit hutang dan terbebas dari Qohririjal.yaitu penindasan manusia. Amin.

Eiger Shop Indonesia